
Selatpanjang, kabarbelitung.com –
Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau
(LAMR) Kabupaten Kepulauan Meranti datang bersilaturrahim mengunjungi Desa Telaga Baru, Kecamatan Rangsang Barat, dalam rangka peninjauan bakal calon Desa Adat. Bertempat di Kantor Desa Telaga Baru, rombongan yang dipimpin oleh Ketua Umum DPH LAMR Kepulauan Meranti, Datuk Seri Afrizal Cik, S.Sos., M.Si., C.BJ., diterima oleh Kepala Desa Telaga Baru, Nuradi, Sabtu (9/8/2025).
Terlihat hadir bersama rombongan LAMR Kepulauan Meranti, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat, Datuk Seri Asnawi Nazar, S.Pi., C.BJ., Ketua IV DPH LAMR, Datuk Ibrahim Munir, Ketua V DPH LAMR, C.BJ., Datuk Abdul Zaid, C.BJ., Sekretaris Umum DPH LAMR, Datuk Zaini Mahadun, C.BJ., Wakil Sekretaris LAMR Kecamatan Rangsang Barat, Erwan Nomel C.BJ., dan sejumlah pengurus LAMR lainnya.
Menyambut kedatangan Pengurus LAMR Kepulauan Meranti, Kepala Desa Telaga Baru, Nuradi, mengatakan,
“Saya berterima kasih atas kehadiran Datuk-Datuk Pengurus LAMR di Desa kami ini. Silaturrahim yang terjadi antara LAMR dan Desa Telaga Baru kami harapkan dan kami yakini akan memberikan manfaat yang baik bagi desa ini,” ungkap Nuradi.
Ketua Umum DPH LAMR Kabupaten Kepulauan Meranti, Datuk Seri Afrizal
Cik, S. Sos., M.Si., C.BJ., menyampaikan rasa senangnya dapat bersilaturrahim dengan Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, dan Tokoh Pemuda serta Tokoh Wanita Desa Telaga Baru.
“Kedatangan kami pengurus LAMR Kepulauan Meranti ke Desa Telaga Baru ini adalah untuk melihat bakal calon Desa Adat. Karena itu tinjauan tentang potensi alam, sejarah, adat istiadat, seni budaya dan tatanan kehidupan masyarakat perlu kami lihat secara langsung,” ungkap Datuk Seri Afrizal Cik.
Hal senada juga dikatakan oleh Datuk Seri Asnawi Nazar bahwa pihaknya yakin, Desa Telaga Baru memiliki potensi untuk dijadikan desa adat.
“Mengingat sejarah, budaya dan adat istiadat yang telah dijalankan oleh masyarakat di Desa ini jauh sebelum Indonesia Merdeka,” ujarnya.
Pertemuan yang menarik beriring dengan saling berbalas pantun, menjadi semakin menarik, ketika terjadi diskusi yang membahas Sejarah Desa Telaga Baru.
Dimana pada awalnya desa ini bernama Kampung Telaga Pati. Setelah masuknya bangsa Jepang, Desa ini berubah namanya menjadi Kampung Jepun.
Kemudian ketika pemekaran Desa pada tahun 1999, maka desa ini berganti nama lagi menjadi Desa Telaga Baru.
“Sebagai Kampung Tua, Telaga Baru banyak menyimpan sejarah dan cerita
tersembunyi. Semua itu dapat diketahui kalau kita mau meneliti dan mengkajinya, apa lagi saat ini masih ada orang-orang tua yang dapat dijadikan rujukan tempat bertanya,” ungkap Datuk Seri Afrizal Cik setelah menerima penyampaian cerita dari tokoh-tokoh masyarakat.
Selanjutnya, Kepala Desa Telaga Baru membawa rombongan LAMR Kepulauan Meranti melihat langsung puing-puing pabrik kayu olahan (Sawmill) dan pelabuhan peninggalan Jepang, serta bekas kawasan pemukiman masyarakat Tioghoa yang datang langsung dari Cina, yang dapat dinilai sebagai pertanda majunya Desa itu di masa lalu.
“Insya Allah kami akan mengusulkan Desa Telaga Baru sebagai salah satu Desa Adat. Kami juga akan mencatat sejarahnya dalam rangkaian kisah yang berjudul Telaga Pati, Perkampungan Jepang di Tanah Melayu,” demikian ungkap Datuk Afrizal Cik saat berada dibekas tapak peninggal Jepang tersebut.
Penulis: Datuk Seri Afrizal.
Laporan: Ucok Alex Kandar, S.E., C.BJ.
(*/Red/Ros.H)