
Oleh: Armansyah, S.S., S.H. (KETUA UMUM ORMAS BARETTA INDONESIA)
Pangkalpinang, kabarbelitung.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ulang di Kota Pangkalpinang yang akan digelar pada 27 Agustus 2025 menjadi momentum krusial bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang benar-benar amanah, visioner, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Ini bukan sekadar rutinitas politik lima tahunan, tetapi momen untuk memperbaiki arah dan wajah demokrasi di tingkat lokal.
Gelora pesta demokrasi ini kini mulai terasa. Para Bakal Calon (Bacalon) mulai memajang wajah dan slogan mereka di berbagai sudut kota. Namun, kita tidak boleh lupa pada sejarah yang baru saja terjadi kemenangan kotak kosong dalam Pilkada 2024. Sebuah fenomena yang mengguncang, sekaligus menjadi tamparan keras bagi semua pihak, terutama partai politik.
Kemenangan kotak kosong adalah bentuk ekspresi nyata dari kekecewaan dan penolakan masyarakat terhadap calon yang ditawarkan. Ini menandakan adanya krisis kepercayaan publik terhadap proses politik yang cenderung transaksional dan elitis.
“Kemenangan kotak kosong adalah pesan keras dari rakyat bahwa mereka tidak bisa lagi dipaksa memilih calon yang tidak mereka kehendaki. Ini bukan sekadar sinyal protes, tapi bentuk kedaulatan rakyat yang harus dihargai,” tegas Armansyah Umum ORMAS BARETTA INDONESIA.
Karena itu, partai politik harus lebih peka. Jangan mengusung calon hanya karena faktor kekuatan modal atau kedekatan personal. Rakyat hari ini lebih sadar dan lebih kritis. Masyarakat Pangkalpinang tidak bisa lagi dipaksa untuk memilih figur yang pernah kalah melawan kotak kosong ,di mana masyarakat krisis kepercayaan terhadap bacalon
“Saya ingin mengingatkan para elite partai: jangan lagi bermain-main dengan demokrasi. Jangan lagi remehkan suara rakyat. Lihat fenomena ini dengan jernih, karena kalau partai terus memaksakan calon yang tidak diterima rakyat, maka bukan hanya calonnya yang gagal, tapi partainya pun akan ditinggalkan,” tegasnya.
Pilkada 2025 harus menjadi momen seleksi alam yang sesungguhnya. Siapa pun yang ingin maju harus berani menunjukkan integritas, transparansi, dan kesiapan total mengabdi untuk rakyat, bukan sekadar mengejar kekuasaan. Begitu pula rakyat harus semakin cerdas, tidak terjebak dalam pencitraan dan politik uang.
“Jangan pilih calon karena amplop, karena baliho, karena gaya. Pilih yang punya rekam jejak, yang bisa dipercaya, dan yang sudah terbukti peduli pada rakyat kecil,” pesan Armansyah kepada seluruh warga Pangkalpinang.
Sebagai warga sekaligus bagian dari elemen masyarakat sipil, saya ingin melihat Kota Pangkalpinang kembali menjadi kota yang bermartabat, dipimpin oleh sosok yang bersih dan berkomitmen.
Kita semua punya tanggung jawab yang sama: menjaga demokrasi dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar lahir dari kehendak rakyat, bukan dari rekayasa elit.
Pilkada 2025 adalah titik balik. Jangan biarkan kesempatan ini terlewat begitu saja.
(*/Red).