
Belitung, kabarbelitung.com – Kegiatan tahunan Festival Muang Jong Desa Keciput Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung rutin dilaksanakan setiap bulan Oktober. Kegiatan Festival Muang Jong ini di dukung pelaku usaha UMKM dari berbagai ragam produk, berbagai perlombaan serta hiburan rakyat. Jumat,(03/10/2025).
Pembukaan Festival kali ini berlangsung di Pendopo Tanjung Kelayang yang dihadiri dari unsur Forkopimda, Forkopimcam Kecamatan Sijuk, Dinas Pariwisata, bidang KUKM, Kades Keciput Pratiwi Perucha beserta jajaran, Ketua adat Keciput, Ketua LAM Kecamatan Sijuk, BPD Sekecamatan Sijuk dan undangan lainnya.
Festival kali ini mengambil tema “Warisan Budaya Pesisir Untuk Nusantara.”
Acara pembukaan diawali dengan tarian selamat datang yang dipersembahkan oleh sanggar tari Kelayang kreatif. Selanjutnya kata sambutan dari ketua pelaksana Festival Muang Jong, Ferdy.
Dalam sambutannya Ferdy menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan tahunan Muang Jong.
“Mudah-mudahan kegiatan ini berdampak positif terhadap budaya, sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Tidak lupa, Ferdy juga menyampaikan terimakasih kepada pihak sponsor seperti PLN, PLUT, JNE ,Tunas Honda serta sponsor lainnya yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini.
“Sebagai pendukung kegiatan ini, pelaku usaha UMKM sebanyak 100 stand dari berbagai jenis produk dan selebihnya arena mainan dan aksesories,” ungkapnya.
Selain Selamat Laut, yang menjadi bagian penting dalam acara ini adalah Muang Jong. Muang Jong adalah sebuah ritual adat suku Sawang di Belitung. Terdiri dari kata “Muang” (Buang) dan “Jong” (miniatur kapal kecil yang berisi sesajian), ritual ini melibatkan mengarungkan miniatur kapal kecil yang berisi sesajian ke tengah laut sebagai tanda syukur dan keselamatan dalam menjelajahi lautan yang luas.
Tradisi Muang Jong ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, menjelang musim peralihan sebelum memasuki musim angin barat.
Asal-usul ritual Muang Jong ini berkisah tentang kelompok orang Sawang yang mengalami musibah di laut. Mereka terombang-ambing di tengah laut setelah perahu mereka terbalik akibat badai. Setelah berminggu-minggu bertahan, pertolongan datang dalam bentuk penjelmaan dewa-dewi, yang kemudian dipercayai sebagai penguasa laut.
Kemudian, Kades Keciput Pratiwi Perucha dalam sambutannya menjelaskan apa arti sesungguhnya tradisi Muang Jong yang diwariskan para leluhur turun temurun.
“Muang Jong bukan saja ada di suku sawang, namun di Desa Keciputpun ada,” katanya.
Muang Jong ini bukan hanya sebagai Festival, namun Muang Jong ini adalah sebuah paket pariwisata. Dengan adanya Festival Muang Jong ini.
“Kami ingin memperkenalkan bahwa Keciput itu khususnya Belitung bukan saja terkenal dengan wisata baharinya tapi ada wisata budaya yang sampai saat ini masih kami jaga dan pasti kami turunkan ke generasi-generasi,” bebernya.
Ritual inti Muang Jong ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 September 2025 yaitu pelarungan kapal ketengah laut sebagai bentuk suka cita kami terhadap Rizki yang diberikan Allah melalui lautan.
“Untuk diketahui, kegiatan ini bukan suatu sesembahan namun rasa suka cita kami terhadap hasil alam yang diberikan kepada kami,” ungkapnya.
Pratiwi menambahkan, Festival ini sebagai bentuk komitmen Pemdes Keciput maupun Dinas Pariwisata serta KUKM.
“Bahwa adanya ritual adat ini bisa menumbuhkan ekonomi di masyarakat salah satunya dengan mengadakan Festival,” jelasnya.
Usai acara pembukaan, Pratiwi menyampaikan harapannya selama 9 hari kedepan Festival Muang Jong, semoga pengunjung bisa membludak sehingga UMKM ekonominya meningkat.
“Tidak kalah pentingnya, rekan-rekan yang lain juga bisa mempromosikan kegiatan ini secara keseluruhan dan selain berwisata dapat juga berbelanja,” harapnya.
Selanjutnya, Asisten I Salman Alfarizi mewakili Bupati Belitung membuka secara resmi Festival Muang Jong Desa Keciput tahun 2025 dengan pemukulan gong.
(*/Red/LK/Luise).